“BULAN PEMBERIAN DAN HIBAH” - PERS ISBA YOGYAKARTA

Breaking

PERS ISBA YOGYAKARTA

Lembaga Pers Pelajar & Mahasiswa Bangka

Blogroll

- Ads Banner here -

Jumat, 11 Juli 2014

“BULAN PEMBERIAN DAN HIBAH”


Pada bulan ini tepatnya Ramadhan, Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia khususnya mereka yang bertaqwa. Di dalamnya terdapat perintah berpuasa, anjuran shalat tarawih, i’tikaf, bersedekah dan memperbanyak membaca  Al-Quran karena terdapat malam seribu bulan. Demikian adanya Al-Qur’an memberikan petunjuk ke jalan yang lurus, penjelasan terhadap yang abu-abu serta pembeda yang hak dan bathil. Sepatutnyalah kita berpegang teguh padanya untuk merintis kebahagiaan sesungguhnya di dunia dan akherat.

Salah satunya dengan penuh sukacita, kesungguhan, keiklasan untuk menyambut bulan Ramadhan yang penuh keberkahan dan keutamaan dari Allah SWT. Sebagaimana hadits riwat Muttafaqun ’alaih, "Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan penuh pengharapan serta ketulusan, niscaya Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya yang telah lalu."

Namun berpuasa bukanlah ibadah yang ringan, melainkan kita diharuskan untuk menahan diri dari dua aspek, yakni aspek fisik menuntut kita agar bisa menahan dari rasa lapar dan haus. Sedangkan aspek psikis ini lah yang agak berat, kita dilatih menahan hawa nafsu syahwat, jujur dalam bertutur kata, tidak mudah emosi, produktif dan aktif dalam menebarkan kebaikan di tengah-tengah kehidupan, bertingkah laku yang sopan dan santun, selalu berbagi rizki dan yang terpenting peka terhadap lingkungan sekitar.

Meskipun berta untuk dilakukan, ini merupakan pupuk yang paling top untuk menyuburkan rasa tanggung jawab, rasa memiliki, solidaritas dan rasa untuk selalu dekat dengan keredaan Allah. Itulah sebabnya ramadhan dikatakan sebagai bulan paling mulia dan istimewa. Dimana Allah memberikan dan menghibahkan seluruh rahmat pada sepuluh hari pertama, pengampunan di sepuluh hari pertengahan dan pembebasan pada sepuluh hari terakhir bagi orang-orang yang beriman.

Sepuluh hari pertama merupakan ujian untuk melanjutkan sepuluh hari berikutnya. Kalau kita sudah konsisten dan istiqomah dan menang di start pertama, untuk mencapai garis finish akan lebih mudah. Menurut para ulama, Allah memberi dua rahmat kepada mahluk-Nya, yakni rahmat global, diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya tanpa terkecuali dan rahmat spesial sebagai reward bagi hamba-Nya yang beramal shaleh, berlomba-lomba dalam kebaikan, berpegang terguh pada keimanannya, taat menjalankan perintah-Nya dan menjahui segala larang-Nya. Mereka yang mendapatkan rahmat akan tercermin pada hatinya terasa sejuk, segala permasalahan dan urusannya dimudahkan, dan selalu terpelihara dari segala kejelekan.

Selanjutnya jika kita telah melewati ujian pertama, yakin saja Allah akan memberikan ampunan (magfirah) yang besar kepada hambanya. Dengan syarat bisa menjauhi diri dari dosa-dosa, baik besar dan kecil di Bulan Ramadhan ini. Logikanya, dosa besar akan tercipta secara perlahan kalau  dosa-dosa yang kecil terus menumpuk. Begitu juga sebaliknya kalau kita selalu minta ampun kepada Allah, sebesar apapun dosa kita, Allah maha pengampun. Maka dari itu, jangan sia-siakan pertengahan bulan ramadhan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan amalan-amalan sholeh selain puasa. Tujuannya supaya menjadi hamba yang bersih serta siap untuk mendapatkan nikmat selanjutnya. Jangan sampai semangat membaca al-qur’an menurun, shalat terawih berjama’ah di masjid mulai jarang.

Sedangkan sepuluh hari terakhir adalah kenikmatan yang sangat diimpikan oleh seorang hamba. Allah telah berjanji akan membebaskan hambanya yang beribadah dari api neraka. Tidaklah mereka masuk syurga kecuali dengan hati dan jiwa yang bersih dari segala macam dosa, baik besar maupun kecil. Selain itu Allah juga menyediakan satu malam terbaik dari seribu bulan. Miskupun kita tidak mampu melakukan seperti yang dilaksanakan oleh nabi, yakni I’tikaf dari habis isya hingga fajar. Setidaknya pada malam terkhirnya dalam keadaan   beribadah dan bermunajat kepada Allah dan tidak dalam keadaan tidur atau bergadang tanpa ada arti.
Ali Akbar
Anggota ISBA Yogyakarta 2011-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar