Pada bulan ini tepatnya Ramadhan, Allah menurunkan Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia khususnya mereka yang bertaqwa.
Di dalamnya terdapat perintah berpuasa, anjuran shalat tarawih, i’tikaf,
bersedekah dan memperbanyak membaca Al-Quran karena terdapat
malam seribu bulan. Demikian adanya Al-Qur’an memberikan petunjuk ke
jalan yang lurus, penjelasan terhadap yang abu-abu serta pembeda yang hak dan
bathil. Sepatutnyalah kita berpegang teguh padanya untuk merintis kebahagiaan
sesungguhnya di dunia dan akherat.
Salah
satunya dengan penuh sukacita, kesungguhan, keiklasan untuk menyambut bulan
Ramadhan yang penuh keberkahan dan keutamaan dari Allah SWT. Sebagaimana hadits
riwat Muttafaqun ’alaih, "Barang
siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan penuh pengharapan serta
ketulusan, niscaya Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya yang telah
lalu."
Namun berpuasa bukanlah ibadah yang ringan, melainkan kita
diharuskan untuk menahan diri dari dua aspek, yakni aspek fisik menuntut kita
agar bisa menahan dari rasa lapar dan haus. Sedangkan aspek psikis ini lah yang agak berat, kita
dilatih menahan hawa nafsu syahwat, jujur dalam bertutur kata, tidak mudah emosi,
produktif dan aktif dalam menebarkan kebaikan di tengah-tengah kehidupan, bertingkah
laku yang sopan dan santun, selalu berbagi rizki dan yang terpenting peka
terhadap lingkungan sekitar.
Meskipun berta untuk dilakukan, ini merupakan pupuk yang
paling top untuk menyuburkan rasa tanggung jawab, rasa memiliki, solidaritas
dan rasa untuk selalu dekat dengan keredaan Allah. Itulah sebabnya ramadhan dikatakan sebagai bulan
paling mulia dan istimewa. Dimana Allah memberikan dan menghibahkan seluruh
rahmat pada sepuluh hari pertama, pengampunan di sepuluh hari pertengahan dan
pembebasan pada sepuluh hari terakhir bagi orang-orang yang beriman.
Sepuluh
hari pertama merupakan ujian untuk melanjutkan sepuluh hari berikutnya. Kalau
kita sudah konsisten dan istiqomah dan menang di start pertama, untuk mencapai
garis finish akan lebih mudah. Menurut
para ulama, Allah memberi dua rahmat kepada mahluk-Nya, yakni rahmat global,
diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya tanpa terkecuali dan rahmat spesial
sebagai reward bagi hamba-Nya yang
beramal shaleh, berlomba-lomba dalam kebaikan, berpegang terguh pada
keimanannya, taat menjalankan perintah-Nya dan menjahui segala larang-Nya.
Mereka yang mendapatkan rahmat akan tercermin pada hatinya terasa sejuk, segala
permasalahan dan urusannya dimudahkan, dan selalu terpelihara dari segala
kejelekan.
Selanjutnya
jika kita telah melewati ujian pertama, yakin saja Allah akan memberikan
ampunan (magfirah) yang besar kepada
hambanya. Dengan syarat bisa menjauhi diri dari dosa-dosa, baik besar dan kecil
di Bulan Ramadhan ini. Logikanya, dosa besar akan tercipta secara perlahan
kalau dosa-dosa yang kecil terus
menumpuk. Begitu juga sebaliknya kalau kita selalu minta ampun kepada Allah,
sebesar apapun dosa kita, Allah maha pengampun. Maka dari itu, jangan
sia-siakan pertengahan bulan ramadhan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan
amalan-amalan sholeh selain puasa. Tujuannya supaya menjadi hamba yang bersih
serta siap untuk mendapatkan nikmat selanjutnya. Jangan sampai semangat membaca
al-qur’an menurun, shalat terawih berjama’ah di masjid mulai jarang.
Sedangkan
sepuluh hari terakhir adalah kenikmatan yang sangat diimpikan oleh seorang
hamba. Allah telah berjanji akan membebaskan hambanya yang beribadah dari api
neraka. Tidaklah mereka masuk syurga kecuali dengan hati dan jiwa yang bersih
dari segala macam dosa, baik besar maupun kecil. Selain itu Allah juga
menyediakan satu malam terbaik dari seribu bulan. Miskupun kita tidak mampu
melakukan seperti yang dilaksanakan oleh nabi, yakni I’tikaf dari habis isya
hingga fajar. Setidaknya pada malam terkhirnya dalam keadaan beribadah dan bermunajat kepada Allah dan
tidak dalam keadaan tidur atau bergadang tanpa ada arti.
Ali Akbar
Anggota ISBA Yogyakarta 2011-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar