Memperjuangkan Nasib Petani Karet - PERS ISBA YOGYAKARTA

Breaking

PERS ISBA YOGYAKARTA

Lembaga Pers Pelajar & Mahasiswa Bangka

Blogroll

- Ads Banner here -

Rabu, 13 April 2016

Memperjuangkan Nasib Petani Karet

Memperjuangkan Nasib Petani Karet

Foto bersama Didit Sri Gusjaya dengan pengurus ISBA Yogyakarta usai melakukan audiensi dengan mahasiswa Bangka yang ada di Yogyakarta, Selasa (12/04/2016). foto: Rusdi
Ketua DPRD provinsi Bangka Belitung Didit Sri Gusjaya, Selasa (12/04/2016) menggelar pertemuan dengan pengurus ISBA dan para mahasiwa Bangka yang ada di Yogyakarta untuk mendengar anspirasi dan beraudiensi dengan para Mahasiswa yang hadir di Aula Asrama Putra ISBA Yogyakarta. Acara ini juga dihadiri Mursidi ketua Badan Legislasi DPRD Provinsi kepulauan Bangka Belitung.
M. Ramadani ketua Umum ISBA Yogyakarta sekaligus moderator dalam acara audiensi mengucapkan terimakasih kepada Didit Sri Gusjaya selaku ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung beserta rombongan yang telah menyempatkan waktu untuk berkunjung ke asrama ISBA.
"Semoga dengan audiensi ini kita bisa menyampaikan anspirasi kita sebagai mahasiswa ditanah rantau. Apa yang menjadi keluhan kita semoga bisa mndapatkan solusi yang baik buat kita dan organisasi ISBA sendiri. saya juga berharap teman-teman yang hadir malam ini untuk bisa memberi masukan kepada pemerintah yang nantinya bisa disampaikan oleh bang Didit selaku ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung. Karena kita sebagai mahasiswa juga bisa membuat suatu kebijakan untuk daerah kita melalui Ketua DPRD Provinsi yang hadir pada malam ini”. Imbuh Dani
suasan audiensi dengan Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung
Didit Sri Gusjaya di Aula Asrama Putra ISBA Yogyakarta.
Didit Sri Gusjaya  selaku ketu DPRD provinsi kepulauan Bangka Belitung mengatakan sangat senang bisa bertemu dan bersilaturrahmi dengan para mahasiswa yang ada dijogja meskipun dengan waktu yang singkat. “Kedatangan kami ke jogja untuk memenuhi undangan ketua DPRD Jogja dan isyaallah besok (13/04) kami akan memenuhi undangan Bupati Bantul. Alhamdulillah kita menyempatkan diri untuk ketemu dengan adik-adik mahasiswa yang berada diluar Bangka Belitung. Bagi kami adik-adik mahasiswa merupakan tumpuan harapan kami sebagai generasi-generasi yang akan menggantikan kami.
“Sebelum kejogja kita sudah berkunjung ke ISBA Bandung dan nantinya kita juga kan berkunjung ke IBSA Jakarta, Bogor, dan terkahir Palembang. Hal ini kita lakukan karena adanya masukan tentang permasalahan ISBA, seperti yang terjadi di Bandung karena yang membangun kabupaten Bangka, maka dari kabupaten lain tidak boleh masuk dengan alasan ini dana APBD Bangka. Saya sebagai alumni bandung, sangat sedih mendengar hal ini bisa terjadi. Karena saya tidak mau adanya terkontrabinasi antara Pangkal Pinang, Bangka Selatan, Bangka Tengah, Bangka Barat dan Bangka, semuanya dalam satu wilayah provinsi Bangka Belitung, walapun setiap daerah berbeda-beda. Harapan saya semoga hal ini tidak terjadi di ISBA Jogja. Jujur saja, ISBA Jogja ini sangat luar biasa. Orang-orang pemimpin yang ada di Bangka Belitung rata-rata Alumni Jogja”. Imbuh Didit
Dalam dialog dengan mahasiswa Didit Sri Gusjaya menyampaikan tentang program kedepan yang akan dilakukan oleh DPRD provinsi kepulauan Bangka Belitung yang menurutnya ide ini sedikit nyeleneh, namun menurutnya bisa bermanfaat bagi masyarakat Bangka Belitung.
“Saya meminta dukungan kepada para mahasiswa yang ada di Jogja agar program ini bisa terlaksanakan. Mengingat adik-adik mahasiswa yang masih netral dan belum terkontrabinasi. Kami akan membentuk rancangan hak inisiatif peraturan daerah tentang harga penyandah karet. Hal ini melihat kondisi Bangka Belitung adalah sektor pertanian, sektor perkebunan, dan sektor kelautan. Hasil survey badan statistik yang kami dapatkan dilapangan, rata-rata hampir 65% masyarakat Bangka Belitung adalah petani karet, kedua petani sawit dan ketiga petani lada”. Harap Didit
“Yang menjadi pertanyaan adalah dalam program pasca timah ini, bagaimana pemerintah provinsi Bangka Belitung ini ingin menjadikan pasca timah, jikakala hasil petani-petani tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Bayangkan saja harga karet sekarang ini 4.000,- per-kg, masih mahallah harga sebungkus rokok, dan 1kg beras. Artinya kalau kita asumsikan dalam sehari petani karet dapat 10kg karet baru mendapatkan uang 40.000,-. Jadi uang 40.000,- itulah yang digunakan untuk bayar sekolah, untuk sakit menyakit, untuk bumbu-bumbu masak. Sehingga ekonomi di Bangka Belitung saat ini dikatagorikan masuk sinyal ambang warna kuning. Hal inilah yang menjadi ide anggota DPRD kepada pemerintah. Saya yakin rencana ini akan memunculkan pro dan kontra. Jadi saya harap kepada adik-adik dukung rencana ini secara objektif jika itu baik, dan protes jika itu salah. Kami sangat mengharapkan masukan dari adik-adik semua”. Jelas Didit
Harga penyadah karet ini adalah hak ini siatif DPRD Bangka Belitung yang sudah disetujui untuk mewajibkan pemerintah provinsi Bangka Belitung untuk membeli karet dari petani karet yang ada di Bangka Belitung. Jika sekarang ini harga karet 4000,- perkg, wajib bagi pemerintah membeli dengan harga 6500,0 perkg. Jika kita hitung, kurang lebih hanya 7000 ton dalam setahun, kita asumsikan hanya kurang 200 milyar. Semoga peraturan daerah ini bisa mendapat dukungan dari masyarakat, mendapat dukungan dari seluruh anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung, setidak-tidaknya dengan harga karet 6500 mendapat subsidi dari pemerintah provinsi Bangka Belitung setidak-tidaknya orang jual kue, peempek, bakso pacak laku. Yang terjadi sekarang ini mohon maaf orang juel kue dari subuh baru habis e jam 11.00 siang, la tekeras kue e, demikian dengan penjual peempek dan bakso. Hal ini disebabkan faktor ekonomi masyarakat Bangka Belitung yang perlu mendapat perhatian khusus dari masyarakat Bangka Belitung dan juga adik-adik mahasiswa. Harapan saya semoga dengan rencana ini ekonomi di Bangka Belitung kembali normal”. Harap Didit
“Saya sampai juga bahwa program yang saat ini sudah berjalan dari tahun 2014, 2015 dan 2016 ini adalah memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiwa kurang mampu, tapi kuliahnya di Bangka Belitung. Alhamdulillah ditahun 2014, 2015 ada 200 orang, dan di tahun 2016 ini sekitar 150 orang yang akan kita bayar selama 8 semester. Jika tidak selesai selama 8 semester maka akan dropout baik swasta maupun negeri”. Tegas Didit
Mursidi selaku ketua Badan Legislasi sangat mendukung rencana ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung tentang harga penyadah karet yang sangat cemerlang dan harus kita terbitkan. “Karena saat ini mayaoritas masyarakat kita petani karet. “etiap hari masyarakat itu ngaret kecuali pada pagi jumat. Berbeda dengan lada dan sawit yang dipanen setiap tahun. Jadi karet merupakan penyelamat bagi masyarakat Bangka Belitung. Dengan harga karet yang hanya 4000, dak pacak dituker dengan beras sekilo, nek 2,5kg karet baru dapet sekilo beras. Maka ide yang di tawarkan oleh ketua DPRD kepada kami sangat luar biasa. Setelah dilakukan survey dan beberapa instrumen sudah dikaji, ternyata dengan anggaran kurang dari 200 milyar bisa membantu petani dan masyarakat kita di Bangka Belitung”. Jelas Mursidi

Penulis : Rusdiyanto
Editor   : Rusdiyanto
Sumber : Pers ISBA Yogyakarta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar