Rindu
Oleh:
Robiatul Adawiyah
Robiatul Adawiyah |
Senja
menunggu matahari tenggelam hingga
berganti bintang
Ketika
berganti, dunia menjadi gelap, bumi sepi, hening tanpa kalimat
Aku
duduk terdiam menyaksikan alam yang berganti begitu cepat
Kata
rindu tersirat dibenak, jiwaku bergetar
hingga tetesan bening nan suci terjatuh
tanpa terasa
“Ibu….
Adinda rindu”.
Bening
berlian yang tulus semakin deras
mengalir di pipi, hati bergejolak
menuntut raga ini segera berjumpa
Memeluk
tubuh tuanya, meresapi setiap belaian surga dari tangan lembutnya.
Mencium
kerutan didahi halusnya
“Ibuuuu,
adinda rindu”……
Duuuuaaaaaaarrrrr,,,,,,,
Dunia
seketika ramai, berisik, dan bintang tampak tak sendiri
Langit
yang gelap kini bermekeran warna warni, seakan pelangi bertamu dilangit malam
hari Memanjakan setiap mata yang memandang
Percikan
kembang api silih berganti datang bertamu bersama pelangi, menari di langit malam, dan menampakkan keindahan yang sempurna
Kupejamkan
mata, dengan hati suci kuselipkan doa,
“Ibuu
adinda rinduuu”….
“Semoga
engkau yang disana selalu diberi kesehatan, panjang umur, dan selalu dalam
lindungan-NYA, aamiin.
"Adinda sayang ibu.”
Duhai bintang yang selalu menghiasi gelapnya malam
Sampaikanlah rasa rindu dan doaku pada perempuan cantik yang selalu mendoakanku dalam setiap setiap waktu
Perlahan ku buka mata indah ini,
Ku tatap langit kini tak lagi ramai, bintang kembali sendiri, sunyi, dunia pun
terasa sepi
"Ibu..... Adinda Sangatttttt Merindukanmu"
Semoga kita bisa bertemu dan berkumpul seperti dulu
Yogyakarta,
26 Januari 2016
Penulis : Robiatul Adawiyah (Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Study Pendidikan
Biologi/Devisi Sosial dan Religi ISBA Yogyakarta)
Sumber : Pers ISBA Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar