IDEOLOGI DAN BUDAYA MODERN (HEDONISME) MAHASISWA - PERS ISBA YOGYAKARTA

Breaking

PERS ISBA YOGYAKARTA

Lembaga Pers Pelajar & Mahasiswa Bangka

Blogroll

- Ads Banner here -

Jumat, 03 Februari 2017

IDEOLOGI DAN BUDAYA MODERN (HEDONISME) MAHASISWA

IDEOLOGI DAN BUDAYA MODERN (HEDONISME) MAHASISWA
Oleh : Sepriyogi
Ketua Umum Isba Yogyakarta


Mahasiswa dan ideologi adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Mahasiswa sejatinya adalah kaum intelektual yang mempunyai peran penting dalam membangun peradaban bangsa. Dan ideologi itu sendiri adalah prinsip atau keyakinan yang mengarahkan kepada perilaku seseorang. Sedangkan budaya merupakan cara hidup manusia atau masyarakat yang berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam hal ini ideologi menjadikan mahasiswa  kritis terhadap kondisi sosial, artinya jika kita melihat mahasiswa kekinian yang katanya kaum intelektual, kita ketahui bahwa mahasiswa saat ini bisa kita katakan sebagai mahasiswa apatis. Kenapa demikinan ? karena kebanyakan mahasiswa saat ini hanya asik dengan kegiatan di dalam kampus tanpa mau atau sedikit sekali dari kebanyakan mahasiswa yang mau melihat kondisi sosial yang ada di sekilingnya pada hari ini. Dan masalah – masalah rakyat hari ini hanyalah menjadi kajian teoritik saja, sehingga di banyak kalangan masyarakat muncul semacam kritikan bahwa mahasiswa biasanya hanya bisa bicara. Jika kita melihat bagaimana kondisi budaya mahasiswa modern yang tersebar di berbagai kampus yang ada di Indonesia pada hari ini sangatlah berbeda jauh dengan apa yang kemudian menjadi cita – cita mahasiswa yang ikut berperan memperjuangkan dan mampu meruntuhkan rezim yang pada akhirnya mampu mengubah garis sejarah.
Hedonisme menjadi salah satu budaya mahasiswa modern itu sendiri. Lantas apa itu hedonisme ? kemungkinan besar kebanyakan mahasiswa tidak mengetahui apa itu hedonisme, sehingga kita tidak pernah sadar akan kondisi pada diri kita sebagai mahasiswa. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kenikmatan dan kesenangan materi adalah tujuan utama hidup. Bagaimana tidak, dewasa ini mahasiswa lebih akrab dengan kebiasaan kumpul bareng atau nongkrong di kafe, ketimbang bersahabat dengan budaya diskusi untuk memperbincangkan dan mencari solusi terhadap permasalahan – permasalahan yang ada.
Mahasiswa modern hari ini lebih suka turun ke mall – mall yang penuh dengan budaya glamor dan lebih suka berkeringat di sana dari pada berkeringat dijalanan yang notabennya tempat perjuangan mahasiswa yang katanya kaum intelektual. Akibat budaya hedonis, tidak banyak mahasiswa modern mau berfikir kritis sehingga mengakibatkan pola pikir menjadi cenderung pragmatis dan acuh tak acuh. Budaya Hedonisme sudah menjadi ideologi yang mendarah daging bagi mahasiswa modern saat ini, sehingga secara tidak langsung sudah megikiskan sikap kepedulian terhadap masyarakat.
Dalam paradigma sosial mahasiswa telah sama – sama kita ketahui bahwa mahasiswa itu memiliki kajian berfikir ilmiah, lalu bagaimana budaya hedonisme itu masuk dikalangan mahasiswa ? kacamta penulis budaya hedonisme dapat masuk tanpa disadari mahasiswa itu sendiri dikarenakan berbagai faktor yaitu gaya gidup mewah, apatis, perfecstionis, faktor lingkungan, gaya hidup bebas dan masih banyak lagi. Karena kebanyakan mahasiswa memandang bahwa segala sesuatu yang tidak memberatkan jiwa dan raga dalam kehidupan sehari hari dan lebih memilih posisi aman serta tidak mau memacu maneuveur dalam tindakan yang membawa manfaat bagi orang disekitarnya.
Sudah seharusnya mahasiswa modern menyadari bahwa hedonisme sudah masuk kedalam sendi sendi mahasiswa itu sendiri dan sudah menjadi budaya kita sebagai mahasiswa modern Indonesia. Bukankah mahasiswa terbagi menjadi berbagai potensi dan kesempatan sesuai jurusan yang di ambil, tidak sepantasnya bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara. Dan  mahasiswa memiliki tempat sendiri di lingkungan masyarakat.
Salah satu budaya modern mahasiswa yaitu hedonisme, sejatinya merusak paradigma berfikir mahasiswa dalam kehidupnnya sebagai agent of change dan agent of conrtol dalam kehidupan kampus maupun kehidupan di luar kampus. Dan secara tidak langusng budaya hedonisme itu dapat dicegah oleh mahasiswa itu sendiri dengan mengontrol dan memikirkan secara ilmiah tentang segala sesuatu resiko yang akan di ambil kelaknya. Pada intinya pencegahan hedonisme dalam mahasiswa itu terletak pada keyakinan (trust) yang teguh serta praktek yang nyata dari mahasiswa itu sendiri yang akan memberikan dampak positif yaitu meminimalisir budaya hedonis yang terjadi pada mahasiswa modern yang timbul dalam dunia kemahasiswaan.

2 komentar: