YEYEN FEBRILIA
Di timur samar-samar muncul kemerahan
Sang berterbangan membangunkan ibunya
Percikan air yang membasahi pelapis hitam manis
Disana masih berdengkur dibalik rangkaian wol terajut
Dia hanya itu kegiatannya
Masih baik tak berpaling dari Rabb
-nya
Menanti perpisahan tetesan hempasan air yang jatuh menitik genting berirama
Memandang kelam dunia bersama dentuman angkasa membahana
Sekali-kali menampakan kilauan yang mengejutkan
Ini bukan polaroid sang idola
Melanjutkan melodi tak berirama dipenghujung jalan kerikil persimpangan
Melawan hembusan gas yang bertaburan
Beranjak...
Berjalan menahan berat yang hanya seujung jari manis terlena
Apa daya.. disana hanya hamburan air tak berdosa
Menitik dentuman teriakan tanah kedinginan
Menghayutkan sampah-sampah yang meraja
Bersama sejuta rasa yang tertunda
Diatas balkon ketiga menanti asa
Akankah curahan ini berhenti merata
Bersama pekerja kesabaran yang reda
Akankah gedung-gedung itu tersipu terkulai dibawa merana
Entah apa...
Seuntai angan...
Mengelok bersama detik-detik air mulai mengalir deras
Tersipu...
Terhempas...
Sirna bersama nurani yang membara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar