Melawan Budaya Politik Obral Janji - PERS ISBA YOGYAKARTA

Breaking

PERS ISBA YOGYAKARTA

Lembaga Pers Pelajar & Mahasiswa Bangka

Blogroll

- Ads Banner here -

Sabtu, 07 Desember 2019

Melawan Budaya Politik Obral Janji


Pegiat Studi Filsafat Yogyakarta/Juru Bicara Isba Yogyakarta 2018-2020
Gegap Gempita Pemilu beberapa waktu yang lalu sudah usai, meninggalkan kesan yang kurang berkenan dan berbagai macam tendensi agama maupun kelompok di level bawah, tidak lama lagi juga kita sebagai masyarakat dihadapkan kembali pada pilkada bupati, gubernur yang akan diselenggarakan diberbagai daerah di Indonesia.
Tentu saja ini merupakan bagian integral dalam proses politik dan perjuangan demokrasi yang wajib kita lalui sebagai warga Negara yang baik dan peduli, namun hari ini realitas panggung politik kita berbanding terbalik 180 derajat alih alih mendambakan pemilu dan pilkada yang damai justru masyarakat dibenturkan kepada serangkaian drama serangan isu agama, ras dan golongan yang mengakar dan tidak bermoral mulai dari tingkat desa, pusat hingga media sosial.
Celakanya lagi para pemimpin yang akan kita pilih menjadi sumber permasalahan tanpa budi pekerti dan kesadaran diri dengan leluasa mengobral janji kesana kemari, tak henti menjual diri bertandang menelusuri kampung ke kampung dari pintu ke pintu. Menghampiri masjid dan pesta perkawinan tanpa diundang sekalipun bermodalkan dengan uang satu tas, membagikan berton-ton beras, sembako dan pakaian dengan harapan dapat mendulang suara kemenangan
Sebagai Masyarakat kita dipaksakan menyaksikan pemandangan ganjil dimana sesuatu yang ilusi dijulang setinggi tingginya setiap jengkal hak hak orang berusaha dipenuhi, namun bagi para politisi rakyat hanyalah sebatas suara penting yang harus dibeli dan ditinggal pergi setelah mereka terpilih,. Dengan lantang berorasi diatas mimbar menjual janji politik obral janji justru berhasil menipu dan merebut simpati orang orang jelata sekalipun dipersimpangan jalan dibawah jembatan.
 Politisi jual janji dan praktik korupsi yang tidak berdasarkan ideology luhur bangsa harus kita lawan sebagai musuh bersama oleh karena itu segenap masyarakat  wajib mendapatkan pendidikan penyadaran politik yang di sosialisasikan oleh lembaga penyelenggara pemilu seperti Kpu dan Bawaslu yang telah dipercaya menjadi ujung tombak selama ini sesuai dengan undang-undang no 7 tahun 2001 agar dapat mengamankan hak suara, penindakan bermacam praktik politik uang dan menjaga amanah rakyat, seyogya nya ini tidak lain adalah bagian daripada proses kita untuk menuju pemahaman politik dan perjuangan demokrasi bangsa yang bebas, transparansi, akuntabel dan humanis.
Sehingga para tokoh tokoh yang ingin maju dalam kontestasi politik local maupun nasional harus berkualitas dan berintegritas serta mampu merealisasikan amanah rakyat, dengan harapan rencana-rencana kerja (program) yang disampaikan pada saat kampanye di depan public nantinya bukan hanya obral janji dan kisah-kisah yang membosankan ditelinga. Melainkan visi-misi yang jelas memihak kepentingan rakyat kecil dan bangsa.
 Kemudian dengan adanya gerakan keberanian rakyat untuk melawan politik para politisi ingkar janji yang kita bangun bersama setidak tidaknya kita perlu merasa optimis bahwa kedepan ketika pilkada dan pemilu berlangsung, rakyat tidak perlu khawatir terhadap kampanye kampanye yang memuakkan dan politik uang menyesatkan.
 Terlebih lagi janji politik sudah tidak punya gaung bahkan akan menjadi kontra produktif. Apalagi saat ini dinamika politik pasca reformasi memiliki karakter demokratis yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya, rakyat hari ini cenderung lebih bersifat kritis, partisipatif, sehingga pehamahaman kesadaran rakyat untuk berpolitik semakin tinggi.
Kondisi Kejenuhan rakyat melihat kalkulasi elit-elit politik yang hanya berfokus pada usaha membangun konsolidasi internal partai, daripada mengkritisi berbagai macam kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat justru memperkuat hilangnya kepercayaan terhadap partai politik beserta kadernya. Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi kita untuk menyingkirkan arena kelompok para politisi ingkar janji yang terbukti tidak berfungsi dan nihil kerja nyata, minim pengalaman serta pengetahuan.
 Sehingga kita berharap akan terwujudnya panggung politik hari ini melahirkan proses dan hasil kontestasi kekuasaan politik dan system demokrasi yang bersih yang dapat dilihat dan dikontrol langsung oleh masyarakat.baik itu kualitas pemimpin yang menjadi keterwakilan masing masing wilayah dan komitmen bersama dalam membangun bangsa, bukan hanya menunjukan kebijakan palsu dan hipokrit belaka.


penulis :   Aqbal Haikal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar